BAB I
PENGERTIAN
DIGITAL
Perkembangan tehnology dalam bidang
informatika sangat pesat sebagaimana yang kita ketahui zaman sekarang sudah
menggunakan system digital, yang dulunya menggunakan komponen tabung hampa, transistor,
komponen diskrit dll.
System digital adalah system yang
mempunyai cirri-ciri/karakteristik bahwa semua informasi/data diolah dalam
bentuk diskret (bertahap). Dalam peralatan digital system penyajian data atau
informasi merupakan susunan angka-angka dalam bentuk digital (rangkaian
logika). System digital menggunakan kombinasi biner BENAR dan SALAH. Ciri lain
dari system digital adalah semua informasi tersebut dimanipulasi /dikonversikan
ke hanya dalam 2 bentuk logika, yaitu “1” yang mempresentasikan kondisi ON dan
“0” yang mempresentasikan kondisi OFF. Informasi data tersebut dikombinasikan
menjadi kode-kode yang memiliki arti tertentu. Bila kita hubungkan system
bilangan dan system digital, maka system bilangan biner yang paling tepat untuk
mewakili kondisi logika/ kondisi digital. Maka dari itu dalam system digital
sangat perlu dengan pembahasan system bilangan.
BAB
II
SISTEM BILANGAN
1.
Bilangan Desimal
Bilangan yang memiliki basis 10
Bilangan tersebut adalah
0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9 (r = 10)
2.
Bilangan Biner
Bilangan yang memiliki basis 2
Bilangan tersebut adalah 0 dan 1 (r
= 2)
3.
Bilangan Oktal
Bilangan yang memiliki basis 8
Bilangan tersebut adalah
0,1,2,3,4,5,6, dan 7 (r = 8)
4.
Bilangan Hexadesimal
Bilangan yang memiliki basis 16
Bilangan tersebut adalah 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E
dan F (r = 16)
5.
Bilangan BCD
A,,B,C,D,E,F,G
KONVERSI
BILANGAN-BILANGAN DASAR
-
Konversi
Bilangan Desimal Ke Bilangan Oktal
Bilangan oktal dapat dicari dari
bilangan Desimal dengan membagi terus menerus dengan 8, sisa dari yang terakhir
sampai yang pertama merupakanangka biner yang didapat
N
= 4281 ß Bilangan Desimal
4281
: 8 = 1 x 4096 sisa 185
185
: 8 = 0 x 512 sisa 185
185
: 8 = 2 x 64 sisa 57
57
: 8 = 7 x 8 sisa 1
1
: 8 = 1 x 1 sisa 0
N = 4281 (10) = 10271 (8)
-
Konversi Bilangan Oktal Ke Desimal
Contoh :
123
(8) = 3.8 + 2.8 + 1.8
= 3 + 18 +
64
= 83 (10)
-
Konversi Bilangan Desimal Ke Hexadesimal
Contoh :
1234
(10) =………….. (16)
1234 : 16 = 2
77 : 16 =
D (4)
1234 (10) = 42D (16)
-
Konversi Bilangan Hexadesimal Ke Desimal
Contoh :
2EF3
(16) = ………….. (10)
= 3.16 + 15.16 +14.16 +
2.16
= 3 + 240 + 3584 + 8192
= 12019 (10)
-
Konversi Bilangan Biner Ke Oktal
Contoh :
11110011001
(2 )= …………… (8)
011 110 011 001
3 6 3 1
-
Konversi Bilangan Oktal Ke Biner
Contoh :
3 5 2 7
011 101 010 111
-
Konversi Hexadesimal Ke Biner
Contoh :
2 A C
0010 1010 1100
-
Bilangan Biner
Ke Bilangan Hexadesimal
Bilangan hexadesimal
dapat dicari dari bilangan biner denganmengelompokan 4, 4, 4 dari kanan
N
= 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 ß Bilangan biner
11
0 1 1 1 0 1 1 0
3
7 6 ß Bilangan Hexadesimal
N = 1101110110 (2) = 376 (16)
-
Konversi Bilangan
Desimal Ke Bilangan Biner
Konversi
bilangan desimal, gunakan pembagian dengan 2 secara suksesif sampai sisanya 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang
pertama akan menjadi
least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most
significant bit (MSB).
Ø Contoh: Konversi 17910 ke biner:
179 / 2 = 89
sisa 1 (LSB)
/ 2 = 44 sisa 1
/ 2 = 22 sisa 0
/ 2 = 11
sisa 0
/
2 = 5 sisa 1
/ 2 = 2 sisa 1
/ 2 = 1 sisa 0
/ 2 = 0 sisa 1 (MSB)
Þ 17910 =
101100112
Konversi fraksi-fraksi desimal ke biner: Kalikan dengan 2
secara berulang sampai fraksi hasil perkalian = 0 (atau sampai jumlah
penempatan biner yang diharapkan)
). Digit keseluruhan hasil perkalian merupakan
jawaban, dengan yang pertama à MSB, dan
yang terakhir àLSB.
Ø Contoh: Konversi
0.312510 ke biner
Digit
hasil
.3125 ´ 2 = 0.625 0 (MSB)
.625 ´ 2 = 1.25 1
.25 ´ 2 = 0.50 0
.5 ´ 2 = 1.0 1 (LSB)
Þ 0.312510
= .01012
-
Bilangan
Desimal Ke Bilangan Biner
Bilangan Biner dapat
dicari dari bilangan Desimal dengan membagi terus menerus dengan 2, sisa dari
yang terakhir sampai yang pertama merupakan angka biner yang didapat.
N
= 22
Bilangan Desimal
22
: 2 = 11
sisa 0
11
: 2 = 5
sisa 1
5
: 2 = 2 sisa 1
2
: 2 = 1
sisa 0
1
: 2 = 0
sisa 1
N
= 22 (10) = 10110 (2)
BAB
III
ARITMATIK
1. Perkalian
Dan Pengurangan
Misalkan dua bilangan A dan B hendak
dikalikan atau dijumlahkan, dan misalkan hasil perkalian atau penjumlahan
adalah C maka ;
*bila
C lebih besar dari angka dasar (radik) cara penulisan C angka dasar.
*bila
C lebih kecil dari nagka dasar (radik) cara penulisan C
7
(8) + 2 (8) =
9>8
Cara
penulisan 9 : 8 = 1 sisa 1
7 (8) + 2 (8) = 11 (8)
Bila
3 (8) + 2 (8) =
5 (8) ditulis langsung
2. Operasi
Pengurangan.
Contoh
;
45
(8) – 17 (8) = ………
45
(8) = 4 delapan + 5 satuan
= 3 delapanan + (8+5) satuan
= 3 delapanan + 13 satuan
Jadi
45
(8) = 3 delapana + 13 satuan
= 1 delapanan + 7 satuan
Sehingga
45
(8) – 17 (8) = 26 (8)
BAB
IV
ALJABAR
BOOLEAN
Penamaan aljabar boolean berasal
dari nama seorang matematikawan asal inggris bernama GEORGE BOOLE. Dialah yang
pertama kali mendefinisikan istilah itu sebagai bagian dari sistem logika pada
pertengahan abad ke-19
Aturan-aturan
aljabar boolean :
1. A = A
2. A.1 = A
3. A.0 = 0
4. A.A = A
5. A.A = 0
6. A
+ 0 = A
7. A
+ 1 = 1
8. A
+ A = A
9. A
+ A = 1
10. A
+ AX = A + X
11. A
+ AX = A + X
12. A
+ AX = A
Contoh
soal :
Y = A + AX
= A (1 + X)
= A.1
= A
Y = A (B + C) + (B + C)
= (A + 1) (B + C)
= 1. (B + C)
= B + C
-
HUKUM DE MORGAN
1. A
+ B = A.B
2. A.B = A + B
3. A
+ B + C = A.B.C
4. A.B.C = A + B + C
Contoh
soal :
Y = (A + B) (AB)
= A.B.A.B
= A A B B
= 0.B
=
0
BAB V
GERBANG-GERBANG
DIGITAL
Komputer, kalkulator, dan peralatan
digital lain kadang dianggap oleh orang awam sebagai sesuatu yang ajaib.
Sebenarnya, peralatan elektronika digital sangat logis dalam opersinya. Bentuk
dasar blok dari setiap rangkaian digital adalah suatu gerbang logika. Gerbang
logika akan kita gunakan untuk operasi bilangan biner , sehingga timbul istilah
gerbang logika biner. Setiap orang yang bekerja dibidang elektronika digital
memahami dan menggunkan gerbang logika biner setiap hari. Ingat, gerbang logika
merupakan blok bangunan untuk komputer yang paling rumit sekalipun. Gerbang
logika dapat tersusun dari saklar sederhana, relay, transistor, diode atau IC.
Oleh penggunaannya yang sangat luas, dan harganya yang rendah, IC akan kita
gunakan untuk menyusun rangkaian digital. Jenis atau variasi dari gerbang
logika yang tersedia dalam semua kelompok logika termasuk TTL dan CMOS.
Ada beberapa operasi-operasi dasar
pada suatu rangkaian logika dan untuk menunjukkan suatu perilaku dari
operasi-operasi tersebut biasanya ditunjukkan dengan menggunakan suatu tabel
kebenaran. Tabel kebenaran berisi statemen-statemen yang hanya berisi:
·
Benar yang dilambangkan dengan huruf “T”
kependekan dari “True” atau bisa juga dilambangkan dengan angka 1. atau
·
Salah yang dilambangkan dengan huruf “F”
kependekan dari “False” atau bisa juga dilambangkan dengan angka 0.
Gerbang-gerbang logika yang khususnya dipakai di
dalam komputer digital, dibuat dalam bentuk IC (Integrated Circuit) yang
terdiri atas transistortransistor , diode dan komponen-komponen lainnya.
Gerbang-gerbang logika ini mempunyai bentuk-bentuk tertentu yang dapat
melakukan operasi-operasi INVERS, AND, OR serta NAND, NOR, dan XOR (Exclusive
OR). NAND merupakan gabungan AND dan INVERS sedangkan NOR merupakan gabungan OR
dan INVERS.
1. Gerbang
AND
Gerbang AND digunakan
untuk menghasilkan logika 1 jika semua masukan
mempunyai
logika 1, jika tidak maka akan dihasilkan logika 0.
AND
|
||
A
|
B
|
Y
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
2. Gerbang
NAND (Not AND)
Gerbang NAND akan
mempunyai keluaran 0 bila semua masukan pada logika 1. sebaliknya jika ada
sebuah logika 0 pada sembarang masukan pada gerbang NAND, maka keluaran akan
bernilai 1.
A
B
NAND
|
||
A
|
B
|
Y
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
3. Gerbang
OR
Gerbang OR akan memberikan keluaran 1
jika salah satu dari masukannya pada keadaan 1.
jika diinginkan keluaran bernilai 0, maka semua masukan harus dalam
keadaan 0.
OR
|
||
A
|
B
|
Y
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
4. Gerbang
NOR
Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0
jika salah satu dari masukannya pada keadaan 1. jika diinginkan keluaran
bernilai 1, maka semua masukannya harus dalam keadaan.
NOR
|
||
A
|
B
|
Y
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
5. Gerbang
XOR
Gerbang XOR (dari kata
exclusive OR) akan memberikan keluaran 1 jika masukanmasukannya mempunyai
keadaan yang berbeda.
B
XOR
|
||
A
|
B
|
Y
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
6. Gerbang
NOT
Gerbang
NOT adalah gerbang yang mempunyai sebuah input dan sebuah output.
Gerbang NOT berfungsi sebagai pembalik
(inverter), sehingga output dari gerbang ini merupakan kebalikan dari inputnya.
NOT
|
|
A
|
Y
|
0
|
1
|
1
|
0
|
BAB VI
SISTEM SANDI
Dalam
menyalurkan data antar komputer, data harus di ubah bentuknya menjadi bentuk
khusus (sandi) untuk keperluan komunikasi data. Sandi yang dipakai tergantung
dari interface hubungan yang di kehendaki pengirim dan penerima.
Tiap-tiap
karakter dalam komputer digambarkan oleh sejumlah bit yang mempunyai pola
dengan aturan tertentu yang disebut coding, dengan menggunakan satuan byte
(8bit). Sistem coding yang banyak digunakan antara lain :
-
ASCII (American Standart Code For
Information Interchange )
-
Sandi biner
-
Sandi BCD
-
Sandi X5 – 3
-
Sandi Alfanumerik
Ø SANDI
BINER
Sandi merupakan in formasi yang memiliki satu
himpunan N bit yang memiliki bilangan desimal atau hal lain yang disebut kata
sandi (code word) sandi sekurang-kurangnya terdiri atas 0 dan 1
Menurut hubungan ini
2n > m
M :
karakter yang memiliki sandi biner
N :
batas maksimum
Sandi biner angka desimal
Bil
desimal
|
BCD
8421
|
X5-3
|
84-2-1
|
2421
|
Bikuiner
5043210
|
Sandii
gray
|
0
|
0000
|
0011
|
0000
|
0000
|
0100001
|
0000
|
1
|
0001
|
0100
|
0111
|
0001
|
0100010
|
0001
|
2
|
0010
|
0101
|
0110
|
0010
|
0100100
|
0011
|
3
|
0011
|
0110
|
0101
|
0011
|
0101000
|
0010
|
4
|
0100
|
0111
|
0100
|
0100
|
0110000
|
0110
|
5
|
0101
|
1000
|
1011
|
0101
|
1000001
|
0111
|
6
|
0110
|
1000
|
1001
|
0110
|
1000010
|
0101
|
7
|
0111
|
1001
|
1000
|
0111
|
1000100
|
0100
|
8
|
1000
|
1010
|
1111
|
1110
|
1001000
|
1100
|
9
|
1001
|
1111
|
1010000
|
1101
|
||
10
|
1010
|
1111
|
||||
11
|
1011
|
1110
|
||||
12
|
1010
|
|||||
13
|
1011
|
|||||
14
|
1000`
|
|||||
15
|
Ø SANDI
GRAY
Sandi
ini tidak cocok untuk aritmatika tetapi digunakan untuk devaise masukan keluar
inverter analog ke diagonal dan peralatan periperal lainnya
Konversi biner ke garay :
Langkahnya
sebagai berikut
1. Digit
gray per-1 sama dengan digit biner per-1
2. Tambah
setipa pasangan bit yang berdekatan untuk memperoleh digit selanjutnya
3. Abaikan
setipa bawaan atau carry yang terjadi
Contoh :
Biner
1110
Gray 1001
1110
(2) = 1001 (gray)
Konversi gray ke biner :
Langkahnya
sebagai berikut
1. Digit
gray pertama sama dengan biner per-1.
2. Tambahkan
digit biner per-1 dengan gray ke-2 untuk memperoleh digit biner ke-2 dengan
mengabaikan bawaan.
3. Ulangi
langkah ke-2 di atas dengan menambahkan digit biner ke-2 dan gray ke-3 dan
seterusnya.
Ø SANDI
ALFANUMERIK
Komputer
harus dapat menngani data non numerik disamping data numerik. Sandi alfanumerik
lengkap 26 huruf besar 26 huruf kecil 10 digit numerik 7 tanda fungtuasi 20
hingga 40 huruf seperti X, :, #, + , =
Sandi
alfanumerik yang paling banyak dipakai adalah ASCII (American Standart Code For
Information Interence). Sandi ASCII
adalah sandi 7 bit sehingga memiliki 27 = 128 huruf yang mungkin.
Contoh :
Pesan
berikut adalah sandi ASCII
100 1111 101 0101 101 01000
Apakah
pesan tersebut
Konversikan
sandi 7 bit menjadi ekuivalen desimal maka dihasilkan
4F 55 54
Kemudian
lihat tabel ASCII
4F 55 54
O U T >>>>>>> pesan ASCII
adalah OUT
KESIMPULAN
System digital adalah system yang mempunyai cirri-ciri/karakteristik
bahwa semua informasi/data diolah dalam bentuk diskret (bertahap). Dalam
peralatan digital system penyajian data atau informasi merupakan susunan
angka-angka dalam bentuk digital (rangkaian logika). System digital menggunakan
kombinasi biner BENAR dan SALAH. Yang ditandai dengan angka 1 dan 0.
Bilangan
terdiri dari 4 yaitu :
Bilangan
Desimal, Bilangan Biner, Bilangan Oktal, Bilangan Hexadesimal
Dan keepat bilangan
tersebut dikonversikan untuk mempermudahkan penerjemahaan dari bahasa kode. Dan
mempermudah proses pengolahan data.
Bentuk dasar blok dari setiap rangkaian
digital adalah suatu gerbang logika. Gerbang logika akan kita gunakan untuk
operasi bilangan biner , sehingga timbul istilah gerbang logika biner. Gerbang-gerbang
logika ini mempunyai bentuk-bentuk tertentu yang dapat melakukan
operasi-operasi INVERS, AND, OR serta NAND, NOR, dan XOR (Exclusive OR). NAND
merupakan gabungan AND dan INVERS sedangkan NOR merupakan gabungan OR dan
INVERS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar