PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF LAPANGAN
MEMAHAMI PERILAKU
SANTRIWATI CERDAS LINGUISTIK
KELAS VI IPS-I
TMI AL-AMIEN PRENDUAN TAHUN 2010.
A. Konteks Penelitian
Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan suatu masalah; kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan; kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat. Intelegensi atau kecerdasan merupakan kemampuan untuk mengolah informasi dan keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kecerdasan adalah salah satu bagian dari range yang luas pada keterampilan kognitif, seperti persepsi, belajar, memori, memecahkan masalah, dan bernalar (www.kabarIndonesia.com).
Sedangkan Howard Gardner seorang ahli riset dari Amerika universitas Harvard, berpendapat bahwa Kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap. Ia bagaikan kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda. Prof. Howard Gardner mengembangkan model kecerdasan “MULTIPLE INTELLIGENCE” atau kecerdasan majemuk yang artinya bermacam-macam kecerdasan. Yang menerangkan bahwa setiap orang memiliki bermacam-macam kecerdasan tetapi dengan kadar yang berbeda.
Adapun Profesor Gardner dalam Multiple Intelligence bermaksud memaparkan delapan kecerdasan yang bisa dimiliki setiap orang yaitu :
1. Kecerdasan linguistik.
2. Kecerdasan logic matematik
3. Kecerdasan visual spasial.
4. Kecerdasan musik.
5. Kecerdasan intrapersonal.
6. Kecerdasan interpersonal.
7. Kecerdasan kinestetik.
8. Kecerdasan naturalis.
Akan tetapi penulis hanya ingin memfokuskan penelitian terhadap kecerdasan verbal atau kecerdasan bahasa.
Seabagai manusia kita dianugrahi keistimewaan dengan kemampuan berkomunikasi, berbahasa dan bertutur sehingga berbeda dengan makhluk lainnya. Sebagai implikasinya menusia dituntut mengembangkan sistem bahasa dengan akal yang dimiliki. Ada beberapa orang yang memiliki kemampuan berbahasa lebih daripada orang lain, yang mana dalam konsep Multiple Intelligence orang-orang ini dikelompokkan menjadi orang-orang cerdas Linguistik. Orang-orang yang cakap dan mampu mengolah kata-kata dan bahasa dengan baik dan cerdas. Adapun tokoh-tokoh yang berhasil menduduki puncak kecerdasan bahasa ini seperti William Shakespeare dengan Romeo dan Julietenya, Oprah Winfre yang terkenal dengan pembawa acaranya, J.K Rowling yang tekenal dengan Harry Potternya Dan lain-lain.
Kepribadian menurut pengartian sehari-hari merujuk kepada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainnya (Teory Kepribadian :10). Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai mobil atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Jika sesorang duduk diam dalam sebuah buku ditangannya, ia takkan sedang berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada di balik tirai tubuh, di dalam tubuh manusia itu sendiri (perilaku manusia, 2006)
Jadi bagaimanakah seorang cerdas bahasa bersikap, sehingga menimbulkan kesan bagi orang lain?, dan bagaimanakah perilaku seorang cerdas bahasa dapat diamati dari luar?.
Berdasarkan konteks tersebut diatas, penulis merasa teratarik untuk melakukan penelitian tentang MEMAHAMI PERILAKU SANTRIWATI CERDAS LINGUISTIK KELAS VI IPS-I TMI PUTRI AL-AMIEN PRENDUAN TAHUN 2010.
B. Fokus Penelitian
Sesuai dengan judul ini Memahami Perilaku Santriwati Cerdas Linguistik Kelas VI IPS-I TMI Putri Al-Amien Prenduan Tahun 2010. Maka yang menjadi focus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perilaku (menurut sumbernya) santriwati cerdas linguistik kelas VI IPS-I TMI Al-Amien Prenduan ?
2. Bagaimana kegiatan santriwati cerdas linguistik yang berhubungan dengan kecerdasannya kelas VI IPS-I TMI Al-Amien Prenduan ?
3. Bagaimanakah cara santriwati kelas cerdas linguistik VI IPS-I TMI Al-Amien Prenduan dalam mengembangkan kecerdasannya?
C. Tujuan Penelitian
Secara operasional, diadakannya penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui:
1. Perilaku santriwati cerdas linguistik kelas VI IPS-I TMI Al-Amien Prenduan.
2. Kegiatan santriwati cerdas linguistik yang berhubungan dengan kecerdasannya kelas IPS-I TMI Al-Amien Prenduan.
3. cara santriwati kelas cerdas linguistik VI IPS-I TMI Al-Amien Prenduan dalam mengembangkan kecerdasannya
D. Manfaat Penelitian
hasil dari penelitian ini memiliki beberapa kegunaan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, agar lebih memahami hakekat dari kecerdasan terutama konsep multiple intelligence.
2. Agar peneliti lebih memahami perilaku santriwati dengan tipe kecerdasan linguistik.
3. Agar peneliti dan juga para santri bisa lebih mengetahui cara mengembangkan kecerdassan Linguistiknya.
4. Sebagai motifasi bagi para santri agar mengembangkan bakat sesuai jenis kecerdasan yang dimiliki.
5. Bagi kiyai dan mudir, agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perkembangan pondok dimasa depan.
6. Bagi pondok pesantren (lembaga), hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih pemikiran sekaligus kontribusi literatur bagi perpustakaan.
E. Definisi Penelitian
Dengan harapan tidak adanya kesalah fahaman persepsi serta mempermudah pembaca dalam memahami, menelaah, dan mengkaji paper ini. Maka, penulis sekali lagi mendefinisikan judul karya tulis ini yakni sebagai berikut: Memahami Perilaku Santriwati Cerdas Linguistik Kelas VI IPS-I TMI Putri Al-Amien Prenduan Tahun 2010. Dengan rincian sebagai berikut:
Perilaku Perbuatan,tindakan, sifat (kamus ilmiah populer). Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai mobil atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu diletakkan pada kaki yang lain.(Perilaku Manusia, 2006)
Santriwati Kelas VI IPS-I Adalah beberapa santriwati kelas akhir yang mengenyam pendidikan di TMI putri Al-amien Prenduan, santriwati ini di kelompokkan dalam sebuah kelas yang mana mereka memilih ilmu sosial dan bahasa Inggris sebagai pelajaran utama.
Cerdas inteligensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif (Syamsu Yusuf : 106). Tajam pikiran, pandai (kamus ilmiah populer: 121)
Linguistik
Cerdas Bahasa Bahasa dapat didefinisikan sebagai (i) ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (bdk. Sudaryanto, 1983:19) atau (ii) setiap penyampaian maksud (lih. Pei, 1971:3-4). Bila menerima pengertian bahasa yang pertama (i), sudah tentu hanya terdapat satu jenis bahasa, yaitu baha-sa manusia. Sebaliknya bila yang diterima adalah pengertian bahasa yang ke-dua (ii) sudah tentu isyarat sikap dan bunyi binatang dapat pula dianggap sebagai bahasa. Dalam pengertian ke dua lalu dijumpai berbagai macam bahasa seperti bahasa binatang, bahasa isyarat, bahasa sikap dll. Ilmu tata bahasa telaah bahasa secara ilmiah (Kamus Bahasa Indonesia : 319). Ilmu bahasa (kamus ilmiah populer: 413).
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi
rrrff
Jadi, maksud dari judul karya tulis ilmiah di atas adalah memahami perilau santriwati yang memiliki kecerdasan bahasa yang lebih dominan
F. Kajian Pustaka
Sebelum melakukan pembahasan, ada baiknya bila dimulai dari persoalan yang sangat mendasar. Persoalan yang sangat mendasar dalam setiap uraian pembahasan suatu penelitian adalah pengertian istilah yang akan diteliti. Sebelum pengertian istilah dapat dipahami dengan benar, suatu pembahasan tidak bisa dilanjutkan atau beralih kepembahasan persoalan yang lain, atau kalaupun bisa tidak akan sempurna. Untuk itu, pembahasan mengenai pengertian haruslah didahulukan dari pembahasan yang lainnya. Pengertian adalah pijakan awal untuk memahami dan mencermati persoalan yang akan dibahas.
A. Perilaku.
Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai mobil atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku. Jika sesorang duduk diam dalam sebuah buku ditangannya, ia takkan sedang berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada di balik tirai tubuh, di dalam tubuh manusia itu sendiri.
perilaku teriri dari aktifitas-aktifitas yang berlangung baik di dalam maupun diluar. Perilaku luar yang dapat diamati merupakan sekedar bagian puncak tertinggi dari suatu gunung es. Perilaku yang teramati dari luar hampir selalu bersamaan dengan dua macam perilaku internal, yaitu perilaku faali dan perilaku mental. Perilaku faali terdiri dari semua katifitas biokimia dan aktifitas elktrik yang ada dalam tubuh. Jika saya sedang membaca mata saya bergerak. Otot mata berkonsentrasi bergerak dan melemas secara bersamaan. Huruf-huruf akan diproyeksi pada retina melalui gelanggang pacu yang rumit dari stimulasi yang lektri, kemuian ditruskan k otak. Jika isi buku yang say abaca mengangkan, jantung saya akan brdetak lebih cpat. Bebrapakelnjar akan mngeluarkan hormone,kmudian tangan saya mnjadi brkeringat. Reaksi-reaksi badaniah ini mmbentuk sebagian perilaku (Perilaku Manuia, 2006).
B. Cerdas Linguistik/ Cerdas Bahasa.
linguistik adalah ilmiah, studi bahasa alami. Linguistik mencakup beberapa sub-bidang. Sebuah divisi topikal penting adalah antara penelitian struktur bahasa (tata bahasa) dan studi tentang makna (semantik dan pragmatik). Tata bahasa meliputi morfologi (pembentukan dan susunan kata-kata), sintaksis (aturan yang menentukan bagaimana kata-kata menggabungkan dalam frasa dan kalimat) dan fonologi (studi tentang sistem suara dan unit suara abstrak). Fonetik adalah cabang linguistik yang bersangkutan terkait dengan sifat sebenarnya dari bunyi-bunyi ujaran (ponsel), non-speech suara, dan bagaimana mereka diproduksi dan dirasakan. Lain sub-disiplin linguistik meliputi: linguistik evolusioner , yang mempertimbangkan asal-usul bahasa, linguistik historis, yang membahas mengubah bahasa, sosiolinguistik, yang tampak pada hubungan antara variasi bahasa dan struktur sosial; psikolinguistik, yang membahas representasi dan berfungsi bahasa dalam pikiran; neurolinguistics , yang tampak pada representasi bahasa di otak; penguasaan bahasa , yang mempertimbangkan bagaimana anak-anak memperoleh bahasa pertama mereka dan bagaimana anak-anak dan orang dewasa memperoleh dan belajar bahasa kedua dan selanjutnya mereka; dan analisis wacana, yang berkaitan dengan struktur teks dan percakapan, dan pragmatis dengan bagaimana makna ditularkan didasarkan pada kombinasi kompetensi linguistik, pengetahuan non-linguistik, dan konteks tindakan berbicara. Linguistik adalah “sempit” didefinisikan sebagai pendekatan ilmiah untuk studi bahasa, tetapi bahasa dapat didekati dari berbagai arah, dan sejumlah disiplin intelektual lain yang relevan dengan itu dan pengaruh penelitian itu. Semiotika , misalnya, adalah bidang terkait prihatin dengan studi umum tanda dan simbol-simbol baik dalam bahasa dan di luar itu. teoretisi Sastra studi penggunaan bahasa dalam seni sastra. Linguistik tambahan menarik pada pekerjaan dari berbagai bidang seperti psikologi , patologi bahasa pidato , informatika , ilmu komputer , filsafat , biologi , anatomi manusia , ilmu syaraf , sosiologi , antropologi , dan akustik . Dalam lapangan, linguis digunakan untuk menggambarkan seseorang yang baik studi lapangan atau menggunakan metodologi linguistik untuk mempelajari kelompok bahasa atau bahasa tertentu. Di luar lapangan, istilah ini sering digunakan untuk merujuk kepada orang-orang yang berbicara dalam banyak. (ww.wikipedia.com).
Kecerdasan bahasa adalah kecerdasan dalam menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini termasuk kepekaan terhadap arti kata-kata, urutan kata, suara, ritme, dan intonasi dari kata yang diucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dalam menyampaikan informasi.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor pendekatan kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif karena ingin mengetahui fenomena yang berkembang sebagai suatu kesatuan yang utuh, yang tidak terikat oleh suatu variabel atau hipotesa tertentu. Disamping itu pendekatan ini dapat memudahkan peneliti untuk dekat dengan subyek yang diteliti serta lebih peka terhadap pengaruh berbagai fenomena yang ada di lapangan.
Penelitian ini bersifat grounded theory (teori dari dasar) dimana peneliti berupaya utuk mendasarkan penelitian pada hal-hal empiris, bukan membangun teori secara deduktif-logis.
Untuk itu peneliti ingin mencermati secara empiris mengenai perilaku santriwati cerdas linguistik kelas VI IPS-I TMI Putri Al-Amien Prenduan.
2. Kehadiran peneliti
Peneliti disini bertindak sebagai kunci sekaligus pengumpul data, dengan melakukan observasi, peneliti dapat mengetahui dan memahami gambaran yang utuh tentang subjek dan objek penelitian.
Kehadiran peneliti di lapangan merupakan syarat utama dalam penelitian kualitatif sebagaimana sifat penelitian tersebut. Kehadiran peneliti ini penting terutama dalam rangka untuk memperoleh seperangkat data atau informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di TMI Putri Al-Amien Prenduan Sumenep yang merupakan lembaga pendidikan lanjutan tingkat pertama dan menengah yang berbasis dan berbentuk pesantren dengan masa studi 6 tahun. Di desa Pragaan Kecamatan Prenduan Kabupaten Sumenep .
4. Sumber Data
Menurut Lofland, sumber data utama penelitian kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data seperti dokumen dan lain-lain.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai sumber data adalah manusia dan non-manusia. Sumber data yang dijadikan data adalah manusia : yaitu santriwati kelas VI IPS-I, kelas yang didominasi oleh santriwati yang memiliki tingkat kecerdasan linguistik lebih tinggi. Data tersebut dirumuskan melalui wawancara dan pengamatan lapangan. Sedangkan sumber data non manusia adalah berupa dokumen yang berisi tentang kegiatan keseharian santriwati kelas VI IPS-I TMI Putri Al-Amien Prenduan.
Dengan demikian, yang menjadi subyek utama dalam penelitian ini adalah: Santriwati kelas VI IPS-I yang mondok di TMI Al-Amien Prenduan Sumenep karena kelas VI IPS-I adalah kelas yang memiliki anggota yang kecerdasan linguistiknya beberapa tingkat lebih tinggi. Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh informasi, yang sesuai dengan seperangkat pertanyaan dengan berpedoman pada fokus penelitian.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, dibutuhkan suatu prosedur yang diterima secara ilmiah. Prosedur yang dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subyek/responden. Dalam wawancara biasanya terjadi tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berpijak pada tujuan penelitian.
Jenis wawancara ada dua, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah pedoman wawancara memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam wawancara ini, pewawancara dituntut untuk lebih kreatif untuk mendapatkan hasil wawancara yang memuaskan. Sedangkan wawancara terstruktur adalah pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai (tanda-daftar), pewawancara tinggal membubuhkan tanda pada nomor yang sesuai. Artinya, pewawancara menetapkan sendiri masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menggunakan jenis ”wawancara tidak terstruktur”. Alasannya adalah karena dengan model wawancara tersebut, penulis dapat lebih leluasa memperlebar pertanyaan, sebab bukan tidak mustahil bahwa ketika sedang melakukan fakta-fakta baru yang bisa dikembangkan.
2. Observasi
Observasi merupakan alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya ataupun tidak.
Sedangkan jenis observasi yang digunakan oleh peneliti adalah ”Observasi berperan serta pasif” yaitu peneliti hanya melakukan satu fungsi sebagai pengamat saja. Alasan penggunaan jenis observasi ini karena peneliti dapat mempertahankan objektifnya. Observasi ini akan dilakukan guna mengidentifikasikan perilaku santriwati cerdas linguistik kelas VI IPS-I TMI Putri Al-amien Prenduan. Dengan demikian, penulis dapat memperoleh gambaran umum tentang aktifitas santriwati kelas VI IPS-I TMI Putri Al-Amien Prenduan, sekaligus perilaku santriwati cerdas linguistik kelas VI TMI Putri Al-Amien Prenduan.
Perlu dipertegas di sini, bahwa sasaran dari penggunaan metode observasi ini adalah segala aktifitas santriwati yang memiliki kecerdasan Linguistik di kelas VI IPS-I TMI Putri Al-Amien Prenduan secara rutin.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi atau dokumenter adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen-dokumen arsip dan lain-lain.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi sasaran metode dokumentasi ini adalah :
Data santriwati kelas VI IPS-I TMI Putri Al-Amien Prenduan.
Data prestasi dan pelanggaran santriwati cerdas linguistik kelas VI IPS-I TMI Putri Al-Amien Prenduan.
Jadwal Kegiatan Rutin Santriwati kelas VI IPS-I TMI Putri Al-Amien Prenduan Sumenep.
Jabatan Kepengurusan ISTAMA Santriwati kelas VI IPS-I TMI Putri Al-Amien Prenduan Sumenep.
Dan Dokumen-Dokumen Lainnya mengenai TMI Putri Al-Amien Prenduan Sumenep.
Melalui dokumen-dokumen tersebut, penulis dapat mengetahui kegiatan dan juga perilaku santriwati cerdas linguistik kelas VI IPS-I TMI Putri Al-Amien Prenduan.
6. Analisis Data
Analisa data merupakan salah satu tahapan yang dikerjakan setelah memperoleh informasi melalui beberapa tekhnik pengumpulan data, analisis data ini bertujuan menyampaikan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjasi suatu data yang teratur, tersusun dan lebih berarti.
Analisis yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah non statistik. Yang dianalisis adalah data yang telah terhimpun dalam transkrip wawancara, catatan lapangan dan dokumen. Adapun tahap-tahap dalam analisis ini adalah checking, organizing dan coding
1. Checking (pengecekan)
Pengecekan data dilakukan dengan cara memeriksa lagi lembar transkrip data wawancara, observasi dan dokumen yang ada. Ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelengkapan data atau informasi yang diperlukan.
2. Organizing (pengelompokan)
Pengelompokan data dilakukan dengan memilah-milah data sesuai arah fokus penelitian dengan lembar klasifikasi data tersendiri, agar mudah dalam penyusunan analasis data yang sesuai dengan focus penelitian.
3. Coding (pemberian kode)
Pemberian kode ini dimaksudkan untuk menentukan data informasi berdasarkan tekhnik pengumpulan data. Kode yang digunakan adalah :
a. Kode wawancara : (W-S1/L1)(Tgl-Bln-10)
keterangan : W : Wawancara
S1 : Sumber data 1
L1 : Lembar jawaban 1
Tgl : Tanggal wawancara
Bln : Bulan wawancara
10 : Tahun wawancara
b. Kode observasi : (O-T1/L1)
keterangan : O : Observasi
T1 : Tempat observasi
L1 : Lembar 1 pada catatan observasi
7. Pengecekan Keabsahan Temuan
Keabsahan temuan merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep keabsahan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) menurut versi “postivisme” dan disesuaikan dengan dituntun pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri.
Untuk mengecek keabsahan data-data yang telah didapat, maka digunakan tekhnik-tekhnik berikut :
1. Perpanjangan keikut sertaan
Keikut sertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikut sertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikut sertaan peneliti pada latar penelitian. Perpanjangan keikut sertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Hal ini disebabkan, karena dapat menguji ketidak benaran informasi yang diperlukan, baik dari diri sendiri maupun dari responden, serta dapat membangun kepercayaan subjek.
Dalam penelitian ini, peneliti selalu ikut serta dalam pengumpulan data. Peneliti melakukan perpanjangan waktu yang cukup efektif. Manfaat yang dapat diambil adalah, selain dapat mengetahui situasi dan kondisi objek, juga akan membantu untuk mengetahui sejauh mana validitas informasi yang diperoleh dan sekaligus akan membangun rasa kepercayaan subjek pada peneliti.
2. Ketekunan pengamat
Ketekunan penagamatan dimaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan ”lingkup”, maka ketekunan pengamatan menyediakan ”kedalaman”.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan sesuatu lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau hanya sebagai pembanding.
8. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap yang ditempuh dalam penelitian ini ada tiga tahapan, yaitu :
pertama, tahap pra-lapangan yaitu terdiri dari menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus penelitian, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memiliki dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengakapan penelitian, mengantisipasi persoalan etika penelitian.
Kedua, tahap pekerjaan lapangan yang terdiri dari pemahaman penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta sambil mengumpulkan data.
Ketiga, analisis data meliputi kegiatan organisasi dan kategori data, menemukan tema dan merumuskan hipotesis, serta menganalisis atau mendeskripsikan data berdasarkan hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA
Al-uqsari, Yususf. Menjadi Pribadi Yang Berpengaruh. Jakarta: Gema Insani Press. 2005.
Arikunto, Suharsimi. Produser Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.
Budiono MA. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya agung
Iskandar ph.D, Dr. H. Yul. Tingkatkan IQ Anda. Dharma Graha Group. Juli 2001.
Jauhari, Moh. Idris. Ilmu jiwa pendidikan. Prenduan, Mutiara Press
Mar’at, Prof. Dr. Samsunuwiyati dan Prof. Dr. Lieke Indiewingsih Kartono. Perilaku Manusia, Pengantar Singkat Tentang Psikologi. Terjemahan karya Frits Kluyutmas. Reflika aditama. September, 2006.
Yandianto. Kamus umum bahasa Indonesia. januari 2000. Bandung: Ms2.
PROPOSAL PENELITIAN
KUALITATIF LAPANGAN
MEMAHAMI PERILAKU SANTRIWATI CERDAS LINGUISTIK KELAS VI IPS-I TMI AL-AMIEN PRENDUAN
SUMENEP MADURA
TAHUN 2010
Oleh :
S. Nurul Hidayati Binti Moh Zainal Arifin
NIS : 0204-3541
KELOMPOK XV
SANTRIWATI KELAS AKHIR
TARBIYATUL MU’ALLIMIEN AL-ISLAMIYAH
PONDOK PESANTREN AL-AMIEN PRENDUAN
SUMENEP MADURA
TAHUN2010
Minggu, 22 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar